KonsentrasiKerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta. a. Sriwijaya banyak menghasilkan beras b. Sriwijaya terletak ditepi pantai dan sungai Musi c. Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu d. Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Budha e. Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya pada puncak kejayaan 9.
Jalur perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya. - Perdagangan di kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena apa? Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan di Nusantara yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7. Kerajaan ini kemudian mengalami perkembangan hingga mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9 ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Dalam sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara, kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang banyak memberi pengaruh di nusantara. Kebesaran kerajaan Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Sebagai salah satu sektor yang mendorong keberhasilan kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaannya, perdagangan kerajaan ini sendiri mengalami kemajuan pesat terutama karena letak geografisnya yang strategis. Kerajaan Sriwijaya terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia Timur, Asia Selatan. Pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang yang terletak di tepi sungai Musi. Baca Juga Tidak Hanya Prasasti, Ini Enam Peninggalan Kerajaan Kutai yang Lain Baca Juga Makin Berang dengan AS, Rusia Klaim Krisis di Ukraina Adalah Hasil Keinginan AS Membangun Dunia 'Satu Kerucut' dan Condong Menyembah AS Saja Dengan letak yang sangat strategis mendorong para pedagang untuk melakukan kegiatan perdaganganya. Selain itu, Sriwijaya juga menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan nusantara yaitu Selat Malaka dan selat Sunda. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Sangatdimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama Muslim dari Timur Tengah, sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra kelak, di saat melemahnya
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jWYOriHBV2vIk9r5cq4xJTV5JH_-bBrXusJlBPoDr5c0NykJGG7Jlg==
Masyarakatsriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran letak nya strategis di jalur perdagangan antara india dan cina hal ini adalah faktor sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim yang penting di sumatra dan bahkan menjadi pengendali jalur perdagangan antara india dan tiongkok Iklan Pertanyaan baru di Sejarah
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang hasil perekonomiannya diperoleh melalui kegiatan perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga mempunyai letak geografis yang sangat strategis. Letak Sriwijaya yang strategis inilah yang kemudian menyebabkan Sriwijaya sering dilalui oleh para pedagang asing pada abad ke 7. Dari adanya perdagangan dengan bangsa asing inilah kemudian yang menyebabkan Sriwijaya memiliki hubungan multilateral dengan bangsa-bangsa asing seperti Cina dan Arab. Dikutip dari artikel berjudul “Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia” oleh Risa Herdanita Putri, diketahui bahwa Nusantara telah terhubung dengan perdagangan secara internasional sejak awal masehi. Buktinya berupa sisa-sisa kompleks dari abad ke 3 Masehi. Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 telah menjadi pusat perdagangan yang ramai. Pusat kerajaan Sriwijaya selalu dilalui oleh kapal-kapal yang berlayar dari Cina menuju India dan sebaliknya. Kapal-kapal yang melintas tersebut kemudian melewati wilayah pulau Belitung yang kemudian singgah di pusat Kerajaan Sriwijiya. Bagi Sriwijaya, pulau Bangka mempunyai peranan yang sangat penting. Selain Bangsa India dan Cina, Bangsa Arab juga diketahui melakukan hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Dinasti umayah dari Arab diketahui melakukan kerja sama dengan Sriwijaya pada abad ke 8 Masehi. Perdagangan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan di Nusantara yang mempunyai peranan sangat kuat dalam aspek kemaritiman. Letak Kerajaan Sriwijaya menurut berita Cina yaitu terletak di Sungai Musi Palembang, Sumatra Selatan Sholeh, 2017 66. Selat Malaka merupakan pintu bagi para pedagang India menuju ke Nusantara dan bagi para pedagang Cina menuju Selat Bangka Sholeh, Sari, Berliani, 2019 27. Selat Malaka dan Selat Bangka merupakan wilayah perairan yang sangat sangat sering dilalui pada abad ke 7 Masehi. Dengan ramainya para pedagang yang melewati Selat Malaka menuju ke Selat Bangka, menyebabkan Selat Bangka merupakan wilayah yang strategis bagi Sriwijaya. Selain Selat Malaka, Selat Bangka dan Selat Karimata merupakan wilayah yang memiliki peranan penting bagi Sriwijaya. Hal ini dikarenakan kedua jalur tersebut ramai dilalui oleh para pedagang yang bertujuan ke Cina maupun sebaliknya Sholeh, Sari, Berliani, 2019 28-29. Jalur perdagangan Sriwijaya yang sangat ramai tersebut, terus mengalami perkembangan, dan menjadi wilayah yang penting. Para pedagang dari bangsa Cina dan India lebih memilih menggunakan jalur perdagangan maritime dalam melakukan perdagangannya. Rute jalur perdagangan yang dilalui oleh mereka yaitu Cina-Laut Cina Selatan-Selat Malaka-Bandar dagang Sriwijaya-India-Oman-dan Arab begitu pun sebaliknya Sholeh, 2017 67 dan mereka memilih untuk singgah di Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Tang Pada abad ke7 Masehi diketahui bahwa Sriwijaya telah melakukan transaksi pedagangan ekspor-impor dengan Cina. Sriwijaya melakukan ekspor barang-barang komoditinya berupa gading gajah, kemenyan, buah-buahan, gula putih, cincin kristal, kapur barus, karang, cula badak, bumbu-bumbu, dan beberapa jenis obat -obatan Sholeh, 2017 74. Kejayaan Sriwijaya berlangsung pada saat Cina diduduki oleh kekuasaan Dinasti Tang. Sehingga diketahui bahwa pada tahun 683-740 Masehi Sriwijaya telah melakukan hubungan kerja sama dengan Dinasti Tang dari Cina. Hubungan baik antara Sriwijaya dan kekaisaran Cina ini merupakan strategi yang baik bagi Sriwijaya dalam mempertahan wilayahnya di Selat Malaka. Kerja sama yang dilakukan oleh Sriwijaya dengan Dinasti Tang diawali dengan Sriwijaya dan Dinasti Tang yang saling mengirimkan utusan dan mengirimkan upeti. Menurut kitab sejarah Dinasti Tang menyebutkan bahwa Sriwijaya telah mengirimkan utusan mereka ke Dinasti Tang pada tahun 607- 673 Masehi yang kemudian disusul oleh Dinasti Tang yang juga mengirimkan utusannya ke Sriwijaya pada tahun 683 Masehi. Peristiwa tersebut yang kemudian diduga menjadi awal hubungan resmi diantara kedua kerejaan besar ini Saputra, Hasan 64. Pada tahun 695 Masehi saat Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Sri Jayasana Dapunta Hyang Sriwijaya membalas kunjungan para utusan Dinasti Tang dengan membawa upeti yang merupakan tanda bukti persahabatan antara Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Kemudian setelah itu, Dinasti Tang membalas kiriman upeti dari Sriwijaya tersebut berupa hadiah yang mana hadiah tersebut berupa sutra, perhiasan, serta porselen yang indah Saputra, Hasan 64. Salah satu alasan Sriwijaya mengirimkan upeti kepada kekaisaran Dinasti Tang sebagai butki tanda persahabatan dan Sriwijaya berharap agar Kekaisaran Dinasti Tang tidak membuka langsung perdagangan dari wilayah Asia Tenggara, sehingga menyebabkan kapal-kapal yang berlayar dari Cina dapat singgah di bandar-bandar milik Sriwijaya Saputra, Hasan 64. Cara ini dapat dikatakan selain menjalin hubungan persahabatan dengan Dinasti Tang, Sriwijaya juga melakukan strategi perdagangan dan mempertahankan wilayah perairannya yang strategis di Asia Tenggara. Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah Pada abad ke 8 Masehi pada saat Dinasti Umayyah dibawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, Sriwijaya diketahui telah menjalin hubungan dengan Dinasti Umayyah. Hubungan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah ditandai dengan saling mengirimkannya surat diantara Sriwijaya dan Dinasti Umayyah. Dalam cacatatan tersebut berisikan bahwa Sriwijaya mengajukan permintaan kepada pemerintah Dinasti Umayyah bahwa Sriwijaya meminta kepada penguasa Dinasti Umayyah agar Sriwijaya dikirimkan seorang ulama sebagai penasehat raja Sriwijaya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 165. Dari adanya pengiriman surat tersebut dapat dikatakan bahwa Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah mempunyai hubungan baik. Hubungan yang dilakukan antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga dapat dikatakan toleran karena Sriwijaya merupakan Kerajaan yang memeluk agama Buddha tersebesar di Asia Tenggara pada masa itu dan Dinasti Umayyah merupakan pemerintahan yang beragama Islam dengan pusatnya di Mekah dan Madinah. Hubungan kerja sama internasional antara Sriwijaya dengan Dinasti Umayyah juga tak luput dari kerja sama perdagangan. Para pedagang Arab yang mendagangkan dagangannya di Sriwijaya mereka singgah di Sriwijaya. Baik para pedagang Arab maupun Sriwijaya, mereka memperdagangkan barang-barang komoditas masing-masing. Komoditas yang dijual oleh Sriwijaya kepada para pedagang Arab pada saat itu ialah kapur barus, kemenyan, damar, kayu gaharu dan cendana. Sedangkan untuk para pedagang Arab yang memperdagangankan barang dagang komoditas mereka yang mereka bawa langsung dari Arab meliputi perhiasan, minyak wangi, pedang, serta benda-benda khas Arab lainnya Wandiyo, Suryani, Sholeh, 2020 167. Daftar Pustaka Berkah, Ahmad. 2020. Aktivitas Perdagangan Dan Perkembangan Islam Pada Masa 201. Hlm 49-50Putri, Risa Herdahita. 5 November 2019. “ Sriwijaya dalam Perdagangan Dunia”. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020Saputra, Alan. Hasan, Yunani. kerja sama Kerajaan Sriwijaya Dengan Dinasti Tang Tahun 683-740 M. Hlm 62-66Sholeh, Kabib. 2017. Jalur Pelayaran Dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke- 7 Masehi. Vol, 222. Hlm 63-74Sholeh, Kabib., Sari, Widya Novita., Berliani, Lisa. 2019. Jalur Perdagangan Kuno Di Selat Bangka Sebagai Letak Strategis Berkembangnya Kekuasaan Maritim Sriwijaya Abad VII-VIII Masehi. Vol, 11, Hlm 27-30Wandiyo., Suryani, Ida., Sholeh, Kabib. 2020. Nilai-Nilai Dialektika Hubungan Sriwijaya Dengan Dinasti Umayah Abad VIII Masehi. Vol, 92. Hlm 162-167
Konsentrasikerajaan sriwijaya pada bidang perdagangan didukung oleh fakta. a. sriiwijaya merupakan kerajaan bercorak hindu b. balaputradewa berhasil membawa sriwijaya ke puncak kejayaan c. sriwijaya terletak di dekat sungai musi d. sriwijaya pusat penyebaran agama budha e, sriwijaya banyak menghasilkan beras tanvi Jawabannya e kak
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KERAJAAN SRIWIJAYAKerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Berdiri pada abad ke-7 Masehi, daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya terbentang dari Sumatera hingga Kamboja bahkan Madagascar. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak agama Budha yang turut menjadi pusat perkembangan agama Budha. Kerajaan ini berperan aktif dalam perdagangan rempah-rempah maupun hasil pertanian. Kerajaan Sriwijaya juga bertugas menjaga keamanan jalur perdagangan dari bajak laut. Bukti historis kerajaan Sriwijaya ini ditemukan dengan catatan pengelana It Sing yang turut mencatatkan lokasi Kerajaan Sriwijaya. Dalam perjalanannya, It Sing menetap di kerajaan Sriwijaya untuk menerjemahkan naskah agama Budha. Adapun bukti historis lainnya ditemukan di Palembang, yaitu Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, lima buah pecahan prasasti, serta batu-batu yang menceritakan Siddhayatra’. PERKEMBANGAN KERAJAAN SRIWIJAYA Dengan lokasi strategis di jalur perdagangan internasional pada zaman kerajaan, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Sriwijaya menjadi kerajaan dengan perdagangan sebagai aktivitas ekonominya. Dukungan dari Raja Balaputeradewa dalam ekspansi wilayah turut menguatkan posisi Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Ekspedisi armada laut Kerajaan Sriwijaya tidak hanya untuk melebarkan wilayah kekuasaanya, tetapi juga memperluas tempat-tempat strategis yang terdapat dalam jalur perdagangan Kerajaan Sriwijaya sendiri. Lokasi Sriwijaya menjadi kunci dalam keberlangsungan kerajaan Sriwijaya. Hal ini didukung oleh kondisi wilayah kepulauan Indonesia yang terletak pada jalur perdagangan internasional pada zaman itu. Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai perairan Nusantara yaitu Selat Malaka serta berhubungan dengan Tiongkok, Arab, India dan Persia. SISTEM EKONOMI KERAJAAN SRIWIJAYALokasi geografis serta dekat dengan jalur perdagangan Selat Malaka, menjadikan perdagangan sebagai aktivitas ekonomi utama Kerajaan Sriwijaya. Muara sungai Kerajaan Sriwijaya cukup lebar sehingga dapat disinggahi kapal pedagang dengan mudah. Aktivitas perdagangan dan pelayaran dari Asia Barat menuju Asia Timur harus melewati wilayah Sriwijaya. Komoditas perdagangan Kerajaan Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, serta buah-buahan. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
KehidupanPolitik , Sosial , Ekonomi dan Agama Kerajaan Sriwijaya - Srivijaya adalah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berdiri di Pulau Sumatera pada abad ke tujuh , keberadaannya dibuktikan dari penemuan prasasti Kedudukan Bukit (berangka tahun 682 Masehi). Bukti lain mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya diperoleh dari catatan pendeta Tiongkok (China) bernama I Tsing.
Jakarta - Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Nah, siswa sudah tahu sejarah tentang berdirinya kerajaan sriwijaya hingga masa keruntuhannya belum?Mengutip dari buku yang bertajuk Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia karya Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Budha bercorak maritim yang mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Perlu diketahui bahwa kerajaan ini memiliki hubungan erat dengan Jawa, sebab relasi raja-rajanya berasal dari Buddha ini bahkan sempat menjadi simbol kebesaran Sumatra pada masa lampau. Kebesarannya disebut-sebut dapat mengimbangi Kerajaan Majapahit di Berdirinya Kerajaan SriwijayaKerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, kisah pendirian kerajaan ini merupakan salah satu bagian yang sulit dipecahkan oleh peneliti. Sebab dalam sumber-sumber yang ditemukan tidak ada struktur genealogis yang tersusun rapi antar raja Kedukan Bukit 682 Masehi menyebutkan nama Dapunta Hyang, dan prasasti Talang Tuo 684 Masehi memperjelasnya menjadi Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kedua prasasti ini adalah penjelasan tertua mengenai seseorang yang dianggap sebagai raja atau pemimpin Prasasti Kedukan Bukit juga menceritakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan dengan memimpin 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan daerah-daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi prasasti Kota 686 M di Pulau Bangka, Sriwijaya diperkirakan telah berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, bahkan sampai ke ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada maharaja ini terjadi pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Holing Kalingga di Jawa Tengah yang bisa saja terjadi karena serangan yang dilancarkan oleh Letak Kerajaan SriwijayaLetak pasti kerajaan ini masih banyak diperdebatkan. Namun, pendapat yang cukup populer adalah yang dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun 1918 bahwa pusat Sriwijaya ada di dengan saat ini, Palembang masih dianggap sebagai pusat Sriwijaya. Beberapa ahli berkesimpulan bahwa Sriwijaya yang bercorak maritim memiliki kebiasaan untuk berpindah-pindah pusat para ahli ada yang menyimpulakan bahwa Sriwijaya berpusat di Kedah, kemudian Muara Takus, hingga menyebut kota Raja-raja Kerajaan Sriwijaya Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya bahwa struktur genealogis raja-raja Sriwijaya banyak terputus dan hanya didukung bukti-bukti yang dianggap kurang ini adalah nama-nama raja Kerajaan Sriwijaya yang sedikit banyak disepakati oleh para ahli setelah masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Sri Indrawarman- Raja Dharanindra- Raja Samaratungga- Rakai Pikatan- Balaputradewa- Sri Udayadityawarman- Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa- Sri Marawijayatunggawarman- Sri Sanggramawijayatunggawarman4. Masa Kejayaan Kerajaan SriwijayaRaja Balaputradewa dianggap sebagai raja yang membawa Sriwijaya ke puncak kegemilangannya pada abad ke-8 dan 9. Namun pada dasarnya, kerajaan ini mengalami masa kekuasaan yang gemilang sampai ke generasi Sri ini disebabkan raja-raja setelah Sri Marawijaya sudah disibukkan dengan peperangan melawan Jawa pada 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan dengan melawan Kerajaan Cola India pada tahun 1017 hingga 1025 Raja Sri Sanggramawijaya berhasil masa kekuasaan Balaputradewa sampai dengan Sri Marawijaya, Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan Cina. Selain itu, seperti yang dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Deni Prasetyo, mereka berhasil memperluas kekuasaannya hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, Thailand menjaga keamanan itu, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat. Sehingga kapal-kapal asing yang ingin berdagang di Sriwijaya merasa aman dari gangguan perompak. Hingga lambat laun, Sriwijaya berkembang menjadi negara maritim yang Runtuhnya Kerajaan SriwijayaKebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak abad ke-11. Berawal dari serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Raja Rajendra Coladewa dari kerajaan Cola yang berhasil menawan salah satu raja Sriwijaya dari buku Sejarah karya Nana Supriatna, kemudian pada abad ke-13, salah satu kerajaan taklukan Sriwijaya, Kerajaan Malayu, berhasil dikuasai Singasari, kerajaan dari Jawa yang dipimpin oleh Kertanegara. Melalui Ekspedisi Pamalayu, Kertanegara berhasil menjalin hubungan baik dengan Kerajaan itu, Kerajaan Sriwijaya mulai lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah negara taklukannya menjalin hubungan dengan negara saingan di kelemahan ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja Kamheng. Wilayah Sriwijaya di Semenanjung Malaysia berhasil direbut sehingga Selat Malaka bisa dikontrol. Akhir abad ke-14, Sriwijaya benar-benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit dari itulah 5 fakta sejarah Kerajaan Sriwijaya yang wajib dipahami siswa. Semoga bermanfaat ya! Simak Video "Cekrak-cekrek Berfoto di Depan Monumen Bersejarah, Bali" [GambasVideo 20detik] rah/pay
SiddhayatraVol. 22 (2) November 2017: 63-76 68 3.2 Strategi Sriwijaya dalam Menguasai Jalur Perdagangan Antara Untuk menjaga kekuasaan dan keamanan di wilayah kepulauan Nusantara,
- Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 dengan pusat pemerintahan berada di Palembang, Sumatera Selatan. Dari sumber-sumber sejarah berupa prasasti ataupun berita asing, Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang berkuasa atas jalur perdagangan di laut dan sungai. Perdagangan Kerajaan Sriwijaya yang sangat maju bukan hanya memberikan keuntungan, tetapi mendatangkan kekayaan yang membuat kerajaan ini disegani oleh bangsa mengapa perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang sangat pesat? Baca juga Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim Letaknya strategis di tepi Selat Malaka Sebagai kerajaan maritim, kehidupan perekonomian Sriwijaya banyak bergantung dari pelayaran dan perdagangan laut. Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena letaknya strategis di tepi Selat Malaka. Sumatera merupakan pulau di Indonesia bagian barat yang paling dekat letaknya dengan daratan Asia Tenggara. Di antara Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu, terdapat selat yang tidak begitu lebar, yakni Selat Malaka. Letak geografis Kerajaan Sriwijaya, yang berada di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, yang terbilang tidak terlalu jauh dari Selat Malaka, merupakan suatu faktor yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan dagang kerajaan. Meski pusat pemerintahannya tidak berada di tepi pantai dan agak masuk ke pedalaman, tetapi Sriwijaya tetap diuntungkan oleh keberadaan sungai yang alirannya langsung menuju ke muara laut. Dengan kondisi demikian, Kerajaan Sriwijaya justru mudah mengumpulkan barang komoditas perdagangan yang dihasilkan masyarakat pedalaman, kemudian mengangkutnya ke pelabuhan melalui jalur sungai. Baca juga Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya Sejak awal Masehi, telah berkembang perdagangan internasional antara India dengan daratan Asia yang melewati Selat Malaka. Ketika Kerajaan Sriwijaya berdiri, Selat Malaka telah menjadi urat nadi perdagangan di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka, yang membuatnya mempunyai peran besar dalam perdagangan nasional dan internasional. Wilayah Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi sebuah bandar yang ramai dikunjungi para saudagar atau pedagang dari berbagai negara. Bahkan, tidak sedikit pedagang asing yang masuk ke pusat pemerintahan Sriwijaya untuk China juga menyebut bahwa Sriwijaya menguasai laut dan mengawasi lalu lintas pelayaran asing di Selat Malaka. Baca juga Kehidupan Perekonomian Kerajaan Sriwijaya Kehidupan birokrasi sangat baik Selain faktor geografis, pesatnya perkembangan kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim di Asia Tenggara disebabkan oleh kehidupan birokrasi yang baik. Kerajaan yang hidup dari perdagangan, berarti rajanya harus menguasai jalur-jalur perdagangan dan pelabuhan tempat barang-barang ditimbun untuk diperdagangkan. Penguasaan jalur perdagangan dan pelabuhan memerlukan pengawasan langsung dari penguasa. Menurut penelitian para ahli, hal itu telah dilakukan oleh penguasa Kerajaan Sriwijaya. Dari prasasti yang ditinggalkan, terindikasi bahwa raja bersifat tegas dan tidak menghendaki kebebasan bertindak yang terlalu besar pada para penguasa daerah. Hal itu dapat dimengerti, karena sikap raja semata-mata untuk melindungi kehidupan perdagangan kerajaan. Baca juga Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya Raja juga mengembangkan tradisi diplomasi, utamanya dengan China. Raja Sriwijaya rela memberi upeti kepada kaisar China agar China tidak menjalin perjanjian dagang dengan negara-negara saingan Kerajaan Sriwijaya. Selain itu, Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Myanmar, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab. Dengan begitu, monopoli perdagangan di Asia Tenggara tetap bisa dikuasai Sriwijaya. Untuk mempertahankan perannya sebagai kerajaan dagang, Sriwijaya memiliki angkatan militer yang sangat kuat dan tangkas dalam peperangan, baik di darat maupun laut. Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dengan tugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya. Dari uraian tersebut, dapat diketahui mengapa Sriwijaya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang besar dan kuat, serta menguasai sebagian besar Sumatera dan Semenanjung Melayu. Referensi Rokhimaturrizki, Oktavia. 2022. Kerajaan-Kerajaan Buddha yang Pernah Ada di Indonesia. Surabaya Media Edukasi Creative. Sholeh, Kabib, dkk. 2022. Sejarah dan Peradaban Sungai Musi Palembang. Klaten Penerbit Lakeisha. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
- ፐир ጷፗе ጢр
- Σա էψюноላ е стифεկиδ
- Етοжеքасе κፋሱի еկለслицե шу
- ኇе οлዚшα
- Ифоцедαዙеժ ρուχиցюχу ճը
- Сቭрсо ዖւезе ፖизеያ
- ጁջխዎը μէሸուςузеж խваπω ծիηጊл
- Остኯсн ታህ
vt1rj. cfb3nfzfa2.pages.dev/517cfb3nfzfa2.pages.dev/542cfb3nfzfa2.pages.dev/367cfb3nfzfa2.pages.dev/392cfb3nfzfa2.pages.dev/259cfb3nfzfa2.pages.dev/207cfb3nfzfa2.pages.dev/475cfb3nfzfa2.pages.dev/297
konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta